Aku Bukan Dirinya
Sebuah kehidupan masa lalu yang begitu
indah maupun sedih yang berawal dari
sebuah kisah ku sejak ku terlahir di sebuah keluarga yang sederhana ini aku
adalah seorang anak laki – laki mungkin ku sangat kekurangan dari sebuah sifat maupun kelakuan ,nama ku ihsan
yang tinggal di sebuah perdesaan ku aku anak pertama dari 4 bersaudara , aku
tinggal bersama keluarga besarku di sebuah rumah yang sederhana , aku bersekolah di SMA Negri 1 di sekitar daerah
ku .
Kisah ku bermulai dari sini di sebuah kelas
yang begitu ramai dengan canda tawa anak – anak yang senang dengan kehiupannya
, di kelas ini aku selalu terdiam sendiri hanya sebuah catatan kecil yang
selalu menemani ku di saat keluh kesah ku , bagiku hidup adalah sebuah lembaran
kertas yang kosong dan akan kita isi
dengan perajalanan hidup kita sampai kita berbaring di alam sana .
Aku disini hanya sendiri tak ada seorang
teman yang ingin berteman kepada ku mereka semua hanya bisa mengejek ku karena
kekurangan ku ini , mereka menggenal ku
si pendiam dan bisu karena aku tak pernah berbicara satu kata pun kepada
mereka hanya aku bercerita di lembar
kertas ini , dan pada suatu ketika datang seorang anak perempuan pindahan dari sekolah lain , dia bernama putri
menurutku putrid ini baik hati dan
selalu riang gembira ,ketika itu ia
duduk di samping ku di selalu tersenyum kepada ku dan ketika itu dia berkenalan dengan ku , aku
sangat gembira akhirnya ada seorang yang ingin menjadi teman ku tetapi di dalam
benak ku mungkin dia akan membenciku karena aku mempunyai kekurangan ini
Detik waktu berlalu dan usia pun semakin
membuat kita dewasa , kini aku duduk di kelas 3 SMA tetapi masih selalu bersama
putri dan hanya dia teman ku , hingga
suatu saat entah mengapa aku mempunyai perasaan terhadapnya dari sejak awal
bertemu kita berdua selalu bersama belajar , membuat sebuah cerita ,
mengerjakan PR dan lain – lainnya awal aku hanya biasa saja tetapi akhir –
akhir ini ku selalu memikirkan dia setiap putri
tersenyum membuat ku bahagia suatu saat
aku bertanya kepadanya
“
Putri apakah kamu akan membenci aku karena aku tidaklah baik dari orang – orang
yang berada di sekitar mu ? “
Putri menjawab
“ aku tidak akan membenci seseorang yang
kenal dengan ku , masalah baik atau buruknya setiap orang itu berbeda – beda
dari sikap maupun kelakuan mereka karena semua itu yang membuat kita berbeda
dan khas dengan ciri masing – masing “
Seketika hati ini tersentuh dengan kata –
kata itu sungguh benar yang dia katakan semua orang dilahirkan dengan cirri dan
khas masing – masing karena itu yang membuat kita istimewa ,
Akhir sebuah kisah SMA sudah terlihat di
depan mata tak terasa kini kita sudah
lulus dari SMA pasti kita akan berpisah menempuh masing – masing kehidupan ini
akan tetapi sebelum dia dengan ku akan ku utarakan semua rasa ini dan akan
membuat sebuah kenangan yang takan bisa kita lupakan
Hari itu dimana keesoka hari dia ingin
pergi keluar kota menuju kota asalnya aku mengajak dia ke sebuah bukit yang
sudah kusiapkan dengan sebuah hadiah yang akan membuat putri senang di bukit
itu ku gantungkan semua lembaran kertas yang pernah aku tulis dan sebuah
lembaran cerita kita berdua selama SMA
ku gantungkan di setiap sudut bukit itu . saat kita tiba di bukit itu
putrid terkejut dan hanya bisa terdiam saja , malam itu sangatlah indah kita di
temani bintang – bintang dan di
kelilingi oleh lembaran kisah cerita di masa SMA ini
Seketika air mata putrid berlinang dia tak
berkata apa – apa hanya bisa meneteskan air mata kesedihan di saat itu aku tak
bisa berbuat apa hanya bisa mengusap air matanya kemudian
Putri
berkata
“ Ihsan apakah sebuah perpisahan ini bisa
kita hentikan sejenak bila perlu perpisahan ini kita hapuskan dalam kehidupan
ku “
Aku berkata
“ Aku memang ingin tak ada sebuah kisah
perpisahan dalam hidup ini akan tetapi itu semua tidak akan bisa kita hindari
lagi “
Putri berkata
“ sebuah perpisahan hanya bisa membuat ku
sedih “
Aku berkata
“ sudah jangan menangis lagi Putri aku
disini ingin membuat sebuah kenangan yang takan bisa kita lupakan selama kisah
SMA ini , kau lihat semua lembaran kertas yang ku gantungkan di setiap sudut
bukit ini itu melambangkan sebuah kehidupan yang kita catat di lembaran itu
senang mau pun sedih akan tetapi lembaran itu takan bisa hilang sama seperti
bintang yang selalu menghiasi angkasa di malam hari “
Putri berkata
“ kau benar ihsan , kau benar sekali
andaikan kita bisa selalu bertemu “
Aku berkata
“ walau disaat kau jauh di sana lihatlah
bintang malam hari dan rasakan semua kenangan
anggaplah aku ada di sisi mu dan lembaran kertas yang berisi kenangan
itu ada di setiap bintang yang kau lihat “
Bersambung
----à>>>>